Cerita humor yang paling lucu: pencopet
Poltak sudah lama tinggal di Jakarta, dan sekarang ia akan pulang kampung ke Tanah Batak. Ia pun menelepon adik-adiknya di kampung untuk bertanya kenang-kenangan apa yang mereka inginkan dari Jakarta.
Poltak: Ucok, kau mau Abang bawakan apa dari Jakarta?
Ucok: BlackBerry. Bisa, kan, Bang?
Poltak: Gampang. Nanti Abang bawa.
Poltak: Kau Ruhut, mau hadiah apa?
Ruhut: Kamera digital seperti punya si Tagor itu, Bang.
Poltak: Beres, mudah, pasti Abang bawa nanti untuk kau.
Poltak: Kau Butet? Minta apa?
Butet: Tidak usah, Bang, bikin repot nanti.
Poltak: Bilang saja, tak repot, kok.
Butet: Aku mau beha saja, Bang, bisa enggak?
Poltak: Aakhhh ..., Abang jadi pening kau bikin, Tet. Yang gampang-gampang sajalah, kayak titipan adik-adikmu tadi.
Butet: Wah, banyak kali rupanya duit Abang, ya?
Poltak: Bukan begitu, Tet. Kalau kau minta beha, susah kali pun Abang nyopetnya. Tak mungkin Abang rogoh tetek orang, Butet!
Poltak sudah lama tinggal di Jakarta, dan sekarang ia akan pulang kampung ke Tanah Batak. Ia pun menelepon adik-adiknya di kampung untuk bertanya kenang-kenangan apa yang mereka inginkan dari Jakarta.
Poltak: Ucok, kau mau Abang bawakan apa dari Jakarta?
Ucok: BlackBerry. Bisa, kan, Bang?
Poltak: Gampang. Nanti Abang bawa.
Poltak: Kau Ruhut, mau hadiah apa?
Ruhut: Kamera digital seperti punya si Tagor itu, Bang.
Poltak: Beres, mudah, pasti Abang bawa nanti untuk kau.
Poltak: Kau Butet? Minta apa?
Butet: Tidak usah, Bang, bikin repot nanti.
Poltak: Bilang saja, tak repot, kok.
Butet: Aku mau beha saja, Bang, bisa enggak?
Poltak: Aakhhh ..., Abang jadi pening kau bikin, Tet. Yang gampang-gampang sajalah, kayak titipan adik-adikmu tadi.
Butet: Wah, banyak kali rupanya duit Abang, ya?
Poltak: Bukan begitu, Tet. Kalau kau minta beha, susah kali pun Abang nyopetnya. Tak mungkin Abang rogoh tetek orang, Butet!
0 komentar:
Posting Komentar